Saturday, 9 February 2013

Artikel Sejarah

Belanda di Indonesia
A.    Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada bulan April 1959 Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan De Keyzer. Pada bulan Juni 1596 Belanda berhasil mendarat di Banten. Pada awal kedatangannya, Belanda mendapat sambutan baik dan mendapat izin dari masyarakat Banten untuk berdagang. Namun, Belanda melakukan intimidasi kepada rakyat Banten sehingga rakyat Banten berbalik memusuhi dan mengusir Belanda.
Pada tanggal 2 Oktober 1596 Belanda kembali lagi ke Banten untuk mengadakan perjanjian persahabatan. Orang – orang Belanda yang sebelumnya di tahan bisa bebas setelah membayar tebusan. Tetapi, sejak tanggal 28 Oktober 1596 terjadi ketegangan antara Belanda dan Portugis yang saling berebut pengaruh Sultan Banten. Dalam konflik tersebut, Portugis berhasil mengusir Belanda dari Banten.
Pada tanggal 28 November 1598 Belanda tiba di Banten di bawah pimpinan van Neck dan van Waerwyck. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan baik oleh Sultan Banten.
B.     Sitem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Bawah Gubernur Jendral Daendels
Sejak Belanda dikuasai Perancis, Kaisar Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon mengirim ahli militer bernama Herman Willem Daendels ke Pulau Jawa sebagai gubernur jendral untuk mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki tanah jajahan. Kebijakan Daendels dalam usaha mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, antara lain :
a.       Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
b.      Mendirikan benteng – benteng pertahanan.
c.       Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan Ujung Kulon.
d.      Memperkuat pasukan yang beranggotakan orang Indonesia.
e.       Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
Selain dalam bidang pertahanan dan kemiliteran, Daendels juga berusaha memperbaiki keadaan Pulau Jawa dengan cara, antara lain :
a.       Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah.
b.      Mengangkat para bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan belanda.
c.       Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman yang berat bagi para pegawai yang melakukan praktik korupsi.
d.      Mendirikan badan – badan pengadilan yang sesuai dengan adat istiadat Indonesia.
Usaha untuk memajukan dan mempertahankan Pulau Jawa membutuhkan dana yang cukup besar. Karena tidak mendapat bantuan dari Belanda, Daendels berusaha memperoleh biaya dengan cara, antara lain :
a.       Menerapkan aturan meyerahkan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverentie).
b.      Mengadakan kerja rodi bagi penduduk Indonesia.
c.       Menjual tanah – tanah luas kepada swasta Belanda dan Tionghoa.
d.      Memperluas areal penanaman kopi.
Daendels dikenal sebagai penguasa yang disiplin, keras, dan kejam. Ia telah melanggar Undang – Undang negara, yaitu menjual tanah kepada pihak swasta asing. Kebijakan Daendels yang paling banyak memakan korban adalah kerja rodi dalam pembangunan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan. Banyak rakyat Indonesia yang mati kelaparan.
Pada tahun 1811 Daendels ditarik kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jansens. Pada pemerintahan Jansens, Belanda tidak mampu mengahadapi serangan Inggris dan akhirnya Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Inggris dengan menandatangani kapitulasi Tuntang pada tanggal 17 Sepetember 1811. Isi perjanjian tersebut adalah :
a.       Seluruh militer Belanda yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan kepada Inggris dan menjadi tawanan militer Inggris.
b.      Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
c.       Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda di luar Jawa menjadi daerah kekuasaan Inggris (EIC).

No comments:

Post a Comment