Belanda di Indonesia
A.
Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada bulan April 1959 Belanda
memulai pelayaran menuju Nusantara di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan De
Keyzer. Pada bulan Juni 1596 Belanda berhasil mendarat di Banten. Pada awal kedatangannya,
Belanda mendapat sambutan baik dan mendapat izin dari masyarakat Banten untuk
berdagang. Namun, Belanda melakukan intimidasi kepada rakyat Banten sehingga
rakyat Banten berbalik memusuhi dan mengusir Belanda.
Pada tanggal 2 Oktober 1596 Belanda
kembali lagi ke Banten untuk mengadakan perjanjian persahabatan. Orang – orang
Belanda yang sebelumnya di tahan bisa bebas setelah membayar tebusan. Tetapi,
sejak tanggal 28 Oktober 1596 terjadi ketegangan antara Belanda dan Portugis
yang saling berebut pengaruh Sultan Banten. Dalam konflik tersebut, Portugis
berhasil mengusir Belanda dari Banten.
Pada tanggal 28 November 1598
Belanda tiba di Banten di bawah pimpinan van Neck dan van Waerwyck. Pada saat
itu hubungan Banten dengan Portugis memburuk sehingga kedatangan Belanda
diterima dengan baik oleh Sultan Banten.
B.
Sitem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Bawah Gubernur
Jendral Daendels
Sejak Belanda dikuasai Perancis,
Kaisar Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon
menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon mengirim ahli militer bernama
Herman Willem Daendels ke Pulau Jawa sebagai gubernur jendral untuk
mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki
tanah jajahan. Kebijakan Daendels dalam usaha mempertahankan Pulau Jawa dari
serangan Inggris, antara lain :
a.
Membuat
jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
b.
Mendirikan
benteng – benteng pertahanan.
c.
Membangun
pangkalan Angkatan Laut di Merak dan Ujung Kulon.
d.
Memperkuat
pasukan yang beranggotakan orang Indonesia.
e.
Mendirikan
pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
Selain dalam bidang pertahanan dan
kemiliteran, Daendels juga berusaha memperbaiki keadaan Pulau Jawa dengan cara,
antara lain :
a.
Membagi
Pulau Jawa menjadi sembilan daerah.
b.
Mengangkat
para bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan belanda.
c.
Memperbaiki
gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman yang berat bagi para
pegawai yang melakukan praktik korupsi.
d.
Mendirikan
badan – badan pengadilan yang sesuai dengan adat istiadat Indonesia.
Usaha untuk memajukan dan
mempertahankan Pulau Jawa membutuhkan dana yang cukup besar. Karena tidak
mendapat bantuan dari Belanda, Daendels berusaha memperoleh biaya dengan cara,
antara lain :
a.
Menerapkan
aturan meyerahkan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan
aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah
ditetapkan (verplichte leverentie).
b.
Mengadakan
kerja rodi bagi penduduk Indonesia.
c.
Menjual
tanah – tanah luas kepada swasta Belanda dan Tionghoa.
d.
Memperluas
areal penanaman kopi.
Daendels dikenal sebagai penguasa
yang disiplin, keras, dan kejam. Ia telah melanggar Undang – Undang negara,
yaitu menjual tanah kepada pihak swasta asing. Kebijakan Daendels yang paling
banyak memakan korban adalah kerja rodi dalam pembangunan jalan raya dari Anyer
sampai Panarukan. Banyak rakyat Indonesia yang mati kelaparan.
Pada tahun 1811 Daendels ditarik
kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jansens. Pada
pemerintahan Jansens, Belanda tidak mampu mengahadapi serangan Inggris dan
akhirnya Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Inggris dengan menandatangani
kapitulasi Tuntang pada tanggal 17 Sepetember 1811. Isi perjanjian tersebut
adalah :
a.
Seluruh
militer Belanda yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan kepada
Inggris dan menjadi tawanan militer Inggris.
b.
Hutang
pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
c.
Pulau
Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda di luar Jawa menjadi daerah
kekuasaan Inggris (EIC).
No comments:
Post a Comment