Jumpa
Lagi !
“Lala,
udah setengah tujuh. Nanti telat, Sayang!” terdengar suara bunda yang sedang
menyiram bunga di halaman depan. “iya Bun, sebentar!” jawab Lala dari dalam
rumah yang tergesa-gesa mencari sesuatu. Bunda pun segera masuk ke dalam rumah,
memastikan putrinya sudah siap berangkat sekolah. “Loh..kok belum siap, kamu
cari apa La?” tanya bunda yang melihat Lala keluar masuk kamarnya. “Bunda liat
buku aku nggak? Kemarin aku taruh meja ini”, kata Lala yang masih sibuk memilah
tumpukan di meja dekat kamarnya. “Kamu itu, makanya kalo naroh barang jangan
sembarangan. Kebiasaan!” omel bunda yang juga membantu Lala mencari bukunya.
Lala jadi manyun kena omel bunda. “ya udah..sekarang kamu berangkat aja, ntar
pulang sekolah dicari lagi”, nasihat bunda. “hmm...iyadeh, mudah-mudahan nanti
nggak dimarahin Bu Dera” kata Lala kemudian.
Lala
segera menyalakan motornya dan berangkat ke sekolah. “Lala berangkat Bun,
Assalamu’alaikum!!!!” teriak Lala kenceng. “Wa’alaikumsalam... jangan ngebut,
hati-hati!” jawab Bunda di depan pintu. Bunda kembali masuk rumah dan
melanjutkan aktifitas seperti biasanya.
Di
jalan, Lala naik motornya ngebut bener. Jarak sekolah dengan rumahnya kurang
lebih 8 km. Dia Takut telat, walaupun hobinya berangkat kesiangan kayak gini.
Mau ditaroh mana muka gue kalo telat -_- katanya suatu hari. “Aduh...truk depan
jalannya lambat bener, udah jam berapa ini?! Bisa telat gue.” Lala
ngomel-ngomel sendiri. “gue salip aja deh, bismillah...” pikirnya, dan
wushhhh..... Lala pun menyalip 2 truk gandeng sekaligus. Saatnya ngebut lagi,
sekolah... I’m coming, girangnya dalam hati.
Di
perempatan, Lala kena lampu merah. Dia benar-benar tidak bisa tenang. “lampu
merah, cepet ganti ijo dong. Keburu telat ini, please....” cerocosnya sendiri.
Akhirnya lampu ijo nyala juga. Lala pun langsung melesat diantara bayak
kendaraan. Wushhhhh.........!!!!!!!!!!!!! Lala disalip seseorang. “Siapa tuh?
Kayaknya kenal” pikirnya. Lala pun berniat menyusul motor yang menyalipnya.
Tapi sayang, motor itu benar-benar ngebut. Lala kehilangan jejaknya.
Tiba
digerbang sekolah, Lala turun dan menuntun motornya sampai ke parkiran.
“Alhamdulillah... nggak telat” leganya dalam hati. Langkahnya juga dipercepat
karena lima menit lagi bel sekolah berbunyi.
Tetttt....tetttt!!!!!
Bel sekolah pun berbunyi, seluruh murid SMA Idola pun berhamburan memasuki
ruang kelas masing-masing. Lala berlari dari parkiran menuju kelasnya. Namun
tiba-tiba, Brukkk!! Dia bertabrakan dengan seorang cowok. “Maaf” kata Lala dan
cowok itu bersamaan. “salah gue kok, tadi jalan gak liat depan. maaf ya” lanjut
Lala. “nggak papa kok, gue juga salah” kata cowok itu kemudian. “oh ya, ruang
kepala sekolah dimana?” sambung cowok itu. “dari sini jalan lurus, trus ada UKS
lo belok kiri. Ruang kepsek di sebelah TU.” jelas Lala. “Oke, thanks ya” kata
cowok itu. “sama-sama” jawab Lala. “Eh...nama lo siapa?” tanya cowok itu
sebelum meneruskan langkahnya ke ruang kepsek. Tepat saat cowok itu membalikkan
badan, Lala udda ngibrit ke kelas. “loh... mana tu cewek? kok ngilang ya.. hii,
horor!” katanya dalam hati dan bergegas ke ruang kepsek.
Tiba
dikelas, Lala langsung duduk di bangkunya. “Dari mane aje neng, jam segini baru
nongol” sindir Gita teman sebangkunya yang lagi asik baca komik. “hehe” Lala
hanya nyengir kuda. “La, pinjem buku pe-er lo dong” pinta Rio tiba-tiba. “buku
pe-er gue lagi ilang Yo” kata Lala. “ah elo nggak asik. Ayolah La!” Rio memohon. “beneran,
tadi pagi gue cari gk ada” kata Lala. “yaudah deh... gue pinjem lo dong Git”
kata Rio ke Gita. “pinjem apa?” tanya Gita. Dia lagi fokus ke komiknya. “pinjem
buku pe-er matematika lo” jawab Rio. “Oh iya, gue lupa belom ngerjain” kata Gita
menepuk jidatnya. “haha... emang lo pernah inget kalo ada pe-er?!” ledek Rio.
“hu....ngledek aja lo!” Gita memanyunkan bibirnya. “Jelek! hahaha” kata Lala
dan Rio kompak. “huhhhh... dasar kalian, bisanya cuma ngledekin gue aja” Gita
pura-pura ngambek. “bercanda Git” kata Lala menepuk-nepuk punggung Gita.
Lala,
Gita, dan Rio bersahabat sejak awal masuk SMA idola. Mereka akrab karena sering
dihukum bareng oleh kakak-kakak panitia MOS dulu. Kebetulan mereka masuk di kelas
yang sama, jadi tambah erat aja persahabatan mereka.
“teman-teman,
mohon perhatiannya sebentar” tiba-tiba Andi si
ketua kelas memberi pengumuman. “hari ini Bu Dera nggak masuk...”
katanya. “horeee!!!!yeeee...Asikkk!!” sontak seluruh penghuni kelas gaduh.
“sebentar, gue belom selesae ngomong!!!” teriak Andi jengkel. Kelas pun
berangsur-angsur tenang. “kita tetep dikasih tugas dan harus dikumpulin hari
ini juga.” kata Andi. “yahhh...nggak asik nih” penghuni kelas mulai kecewa.
“Lala, lo tulis ini di papan ya!” perintah Andi dan memberikan kertas tugas
dari Bu Dera. Dengan malas Lala menulis tugas Bu Dera di papan tulis. “banyak
amat ya nomornya, heuh!” desahnya.
Tok!
Tok! Tok!
Terdengar
pintu kelas diketuk. Ternyata Pak Budi, Waka Kesiswaan sekolah. “ada apa ya..”
pikir Lala. Lala pun mengehentikan aktifitasnya menulis soal di papan. “selamat
pagi anak-anak...” sapa Pak Budi. “Pagi Pak!” jawab penghuni kelas kompak.
“hari ini kalian mendapat teman baru, ayo silakan masuk” kata Pak Budi menyuruh
seseorang masuk. “perkenalkan diri kamu” lanjut beliau. “Nama gue Alvin
Jonathan, gue pindahan dari Bandung. Salam kenal semua” kata anak baru itu.
“Alvin Jonathan? Sepertinya gue pernah denger nama itu” batin Lala. “baiklah,
semoga kamu betah sekolah di sini. Bapak tinggal dulu” kata Pak Budi. Anak baru
itu mengangguk sopan.
Lala pun
melanjutkan tugas menulis soal dari Bu Dera. “kurang beberapa nomor lagi,
semangat Lala” kata Lala pada dirinya sendiri. Setelah selesai melaksanakan
tugasnya, Lala kembali duduk di bangkunya dan menulis ulang di buku tugasnya.
Anak yang bernama Alvin Jonathan itu duduk di bangku depan Lala, tepatnya
sebangku dengan Rio.
“buset
dah, Bu Dera ngasih soalnya sulit amat. Gimana ngerjainnya?!” Rio ngedumel
sendiri. “Wahh... lo anak baru pinter amat yak” kata Rio yang melihat Alvin
hampir selesai mengerjakan soal dari Bu Dera. “Ajarin gue dong Vin” kata Rio.
“haha... boleh” sambut Alvin. Walaupun baru kenal, Alvin dan Rio sudah terlihat
akrab. “Alvin, gue juga dong” kata Lala ikutan. “gue juga ajarin” tambah Gita.
“yee...ikut-ikutan aja kalian” kata Rio. “Oh ya, mereka ini sahabat gue Vin,
yang ini namanya Gita, terus satunya namanya Lala” lanjut Rio. “salam kenal
ya..” kata Alvin bersalaman dengan Gita dan Lala. Tak lama kemudian, Alvin
terlihat akrab dengan Lala dan Gita.
Saat
istirahat, Rio mengajak Alvin, Lala, Gita ke kantin dan menraktir mereka.
“haha...ternyata lo gokil juga Vin” kata Gita di sela-sela makannya. “udah
banyak yang ngomong gitu. hehe” respon Alvin. “huuu....” sorak Rio, Lala, dan
Gita. Barusan, Alvin ngomongin kucingnya yang baru ngelahirin 3 anak. Tuh kan,
mereka sudah akrab. Kucing aja udah dijadiin topik pembicaraan. Hihihi
“Oh ya
Vin, dulu lo pernah sekolah di TK Bakti Mulia gak?” tanya Lala tiba-tiba.
“iya, kayaknya dulu gue pernah sekolah
disitu” jawab Alvin mengingat-ingat. “hahaha... Jojo!” seru Lala. “lo inget
gue?” lanjutnya. “ohh... elo Lalapo kan?!” kata Alvin tertawa. Lala
mengangguk-angguk. “haha.. gak nyangka ya, sekarang kita satu sekolah” sambung
Alvin. “kalian ngomongin apa sih?” tanya Rio kepo. “jadi gini, Alvin itu temen
gue waktu TK dulu. Gue manggilnya Jojo bukan Alvin. Ya kan Jo!” kata Lala
menjelaskan. “iya... dan gue manggil dia, Lalapo” kata Alvin. “ckck...temu
kangen nih ceritanya” Gita ikutan. “haha... gitudeh! Tapi gue gak nyangka, Jojo
yang dulu kuper sekarang berubah jadi Alvin yang.. ya, lumayan keren lah” puji
Lala. “dulu gue gak kuper, Cuma pendiem aja. Wek :P” elak Alvin. “tapi gue juga
kaget. Seingat gue Lalapo itu gendut kayak teletubbies gitu, eee...sekarang kayak
orang kurang gizi gini” lanjutnya. “hahahahahaha.....” tawa Rio dan Gita
meledak. “Lo pernah gendut juga La?” tanya Gita di sela-sela tawanya. “ye...itu
dulu! Sekarang gue udah slim” jawab Lala PD kuadrat. “kurang gizi aja bilangnya
slim. Dasar Lalapo” ledek Rio. “gara-gara elo nih Jo, buka rahasia di depan
mereka. huuuu” Lala menoyor Alvin. Alvin hanya ketawa. “haha... Lalapo,
berpelukan” tambah Gita. “hhahahaha.....” meledaklah tawa Alvin, Rio, dan Gita.
“Dasarrr kaliann....!!!!” kata Lala yang ikutan ketawa dan berusaha untuk
menoyor Gita dan Rio.